BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Dalam
kehidupannya, setiap individu berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan
diluar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia yang lain, dengan
sesamanya, dan bersosialisasi. Secara kodrati, individu juga memiliki potensi
dasar yang esensial yang membedakan manusia dan hewan yaitu pikiran, perasaan,
dan kehendak. Setiap potensi dasar individu itu tidaklah sama. Dalam
hubungannya dengan orang lain individu akan menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dan bahasa. Tingkah laku individu muncul disebabkan oleh
dorongan dan minat. Makin banyak hal yang kita pahami tentang dunia remaja maka
semakin perlu kita untuk memahami perkembangan-perkembangan dari individu itu
sendiri. Baik perkembangan sosial, intelektual, bahasa, serta emosionalnya
dalam rangka memahami tingkah laku individu. Maka, akan ditinjau secara lebih
rinci mengenai Pengaruh Perkembangan Intelektual, Sosial, Bahasa, dan Emosi
terhadap Tingkah Laku Individu didalam makalah ini.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari
perkembangan intelek, bahasa, sosial, dan emosi?
2.
Apa pengertian dari
tingkah laku?
3.
Mengapa manusia
berperilaku?
4.
Apa saja factor yang
mempengaruhi perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi?
5.
Bagaimana pengaruh
perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi terhadap tingkah laku individu?
6.
Bagaimana upaya
pengembangan dan implikasi perkembangan intelek, sosial, bahasa dan emosi kepada penyelenggara pendidikan?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian perkembangan intelek, sosial, bahasa dan emosi.
2.
Untuk mengetahui
pengertian tingkah laku individu.
3.
Untuk mengetahui
penyebab manusia berperilaku.
4.
Untuk mengetahui factor
yang mempengaruhi perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi.
5.
Untuk mengetahui
pengaruh perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi terhadap tingkah laku
individu.
6.
Untuk mengetahui upaya
pengembangan dan implikasi perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi
kepada penyelenggara pendidikan.
1.4
Manfaat
1. Untuk
penulis : Sebagai suatu bahan untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan perkembangan individu dan tingkah
laku.
2. Untuk
pembaca : Sebagai bahan bacaan dalam memahami tingkah laku
individu dari perkembangan yang ada.
3. Untuk
dunia pendidikan : Sebagai bahan
pembelajaran dan bacaan tentang pengaruh perkembangan intelek, sosial, bahasa
dan emosi terhadap tingkah laku individu
umumnya, dan pemahaman tingkah laku individu yang berkaitan dengan profesi
bimbingan dan konseling khususnya.
BAB
II
ISI
2.1 Pengertian Intelek, Sosial, Bahasa, Emosi.
1.
Pengertian Intelek
Menurut
Drs. Dewa Ketut Sukardi, MBA. MM (2009;15) Intelegensi pada hakikatnya
merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu
kecakapan yang mengandung berbagai komponen.
Menurut
Wechsler (dalam Dewa Ketut, 2009;15) Intelegensi adalah kemampuan bertindak
dengan menetapkan suatu tujuan , untuk berpikir secara rasional, dan untuk
berhubungan dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan.
Menurut
Binet (dalam Dewa Ketut, 2009;15) Intelegensi adalah kemampuan untuk menetapkan
dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka
mencapai tujuan itu dan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri.
Dapat
disimpulkan bahwa Intelegensi adalah kemampuan dasar berfikir, bertindak,
bersikap kritis dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
2.
Pengertian Sosial
Menurut
Elly M.S, Kama A.H, dan Ridwa Effendi (2006;7) : Sosial budaya mempersiapkan
individu untuk menjadi “manusia yang sesungguhnya” yang manusiawi, mengenal
diri sendiri, manusia lain disekelilingnya, sadar akan kehidupan yang luas
dengan segala masalah dan kondisinya menjadi hak dan kewajiban tiap orang untuk
memberdayakan sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga Negara dan dunia dan akhirnya
selaku umat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta.
Menurut
Elly M.S, Kama A.H, dan Ridwa Effendi (2006;67) Manusia dikatakan sebagai
mahluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan yang berhubungan
(interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok
dengan orang lain, untuk mencari teman.
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;126) Hubungan sosial
merupakan berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan
meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa setiap manusia memerlukan lingkungan dan senantiasa
akan memerlukan manusia lainnya dan pada akhirnya semua manusia mengetahui
bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
3.
Pengertian Bahasa
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;136) Bahasa merupakan
alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau
hubungannya dengan orang lain dan merupakan alat bergaul.
Menurut
Dr. A. Agung Ngurah Adhiputra (2013;101) Bahasa dapat didefinisikan sebagai
seperangkat simbul sebagian komuniti untuk memahami arti komunikasi dan
pengalaman. Bahasa dapat menjadi kendala komunikasi.
Dapat
disimpulkan bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk hubungannya
dengan orang lain.
4.
Pengertian Emosi
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;181) Emosi adalah warna
afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan fisik.
Menurut
Sarlito Wirawan Sarmono (1982; 59) Dalam hal warna efektif tersebut kuat, maka
perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah.
Perasaan ini disebut emosi.
Menurut
Jeanne Ellies Ormroad (2008; 77) : Afek atau emosi juga merupakan factor yang
penting setelah siswa menyelesaikan suatu aktivitas. Mereka tentu saja akan
bereaksi secara emosional terhadap
kesuksesan dan kegagalan mereka. Mereka lebih cenderung merasa gembira dengan
kesuksesan jika mereka tidak menduga sebelumnya, dan akan mengalami emosi negative
yang lebuh karena kegagalan.
Dapat
disimpulkan bahwa afek atau emosi adalah pengalaman afektif yang disertai
penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang
terwujud suatu tingkah laku yang nampak.
2.2 Pengertian Tingkah Laku Individu.
Menurut
Prof. Dr. Prayitno MBA, MM dan Drs. Erman Amti (2013; 155) Tingkah laku adalah
gerak-hidup individu yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja. Segenap
kata kerja yang dapat ditemui didalam kamus bahasa dan kata kerja bentukan
menggambarkan tingkah laku tertentu.
2.3 Penyebab Manusia Berperilaku.
Dalam
hal ini dilakukan dua pendekatan untuk mengetahuinya, yaitu pendekatan
organistik (internal) pendekatan lingkungan (eksternal). Pembicaraan tentang
motivasi merupakan bagian yang akan ditinjau secara khusus karena merupakan bagian
yang menitikberatkan bahwa motivasi itu merupakan factor pendorong dalam
bertingkah laku. Ini bukan berarti mengesampingkan factor lingkungan karena
lingkungan pada dasarnya berinteraksi dengan demikian persoalan lingkungan akan
dengan sendirinya tercakup didalam uraian ini. Ekperimen psikologi memilih
untuk menggunakan pendekatan sistem dalam menerangkan tingkah laku dari sisi
dorongan. Dorongan diartikan sebagai kekuatan biologis seperti lapar, haus dll.
Kebutuhan akan keyakinan diri diekspresikan
melalui dua bentuk perilaku, yaitu kebutuhan mempertahankan diri dan
mengembangkan diri. Sejak lahir hingga meninggal kebutuhan akan mempertahankan
diri tetap selalu diperlukan dan menjadi sebuah kebutuhan dasar. Tetapi, perlu
juga untuk dipahami bahwa kebutuhan akan mempertahankan diri bukanlah kebutuhan
yang sekerdar bertahan hidup melainkan juga individu senantiasa memenuhi
kebutuhan biologisnya yang lebih baik. Manusia mampu mengantisipasi kejadian
masa depan, dan tidak hanya mempertahankan dirinya oada masa sekarang. Perilaku
manusia ini diarahkan pada kehidupan bermasyarakat. Kehidupan manusia ini juga
berkembang kebutuhan normative, yaitu kebutuhan yang ditentukan dan disesuaikan
dengan harapan dari pihak yang lain dan diterima oleh dirinya, sekarang maupun
akan datang.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek,
Sosial, Bahasa dan Emosi.
Menurut
Andi Mappiare (1982;80) hal yang mempengaruhi perkembangan intelek adalah :
1. Bertambahnya informasi yang disimpan didalam otak seseorang sehingga ia
mampu berpikir reflektif.
2. Banyaknya pengalaman dan latihan memecahkan masalah
sehingga ia mampu berpikir proposional.
3. Adanya kebebasan berfikir yang menimbulkan keberanian
dalam menyusun hipotesis yang radikal.
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;107-108) Faktor yang
mempengaruhi intelek adalah :
a.
Peranan pengalaman dari
sekolah terhadap intelegensi.
b.
Pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan intelegensi
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.
Agung Harto (2008;130-132) Faktor yang mempengaruhi sosial adalah :
a.
Keluarga
Kondisi dan tata
cara kehidupan didalam keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi
sosialisasi anak.
b.
Kematangan
Besosialisasi
membutuhkan kematangan fisik dan pisikis untuk mampu mempertimbangkan segala
prosesnya dalam bersosialisasi.
c.
Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial
anak akan senantiasa menjaga status sosial ekonomi keluarganya.
d.
Pendidikan
Merupakan proses
sosialisasi yang terarah.
e.
Kapasitas Mental, emosi
dan intelegensi
Kemampuan
intelegensi dan pengendalian emosi yang secara seimbang sangat menentukan
keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;139-140) Faktor yang mempengaruhi
bahasa adalah :
a.
Umur
Bahasa seseorang
akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan meningkatnya
kebutuhan.
b.
Kondisi lingkungan
Lingkungan
tempat anak tumbuh dan kembang member andil yang cukup besar dalam berbahasa.
c.
Kecerdasan
Kemampuan
motorik seseorang akan mampu memproduksi pembendaharaan kata-kata yang diingat,
penyusunan kalimat dengan baik.
d.
Status sosial ekonomi
Keluarga yang
berstatus sosial baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi
perkembangan bahasa anak dan anggota keluarga.
e.
Kondisi fisik
Kondisi
kesehatan anak sangat mempengaruhi perkembangannya dalam berbahasa.
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;157-158) Faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi adalah :
a.
Belajar mencoba-coba
Untuk
mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasaan terbesar
kepadanya.
b.
Belajar meniru
Dengan cara
mengamati hal yang yang dapat membangkitkan emosi orang lain, anak bereaksi
dengan emosi, dan metode ekspresi yang sama dengan orang yang diamati.
c.
Belajar mempersamakan
diri
Anak menirukan
reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama dengan
rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru.
d.
Melajar pengkondisian
Pengkondisian
terjadi dengan mudah dan cepat pada tahun awal kehidupan karena anak kecil
kurang mampu menalar, menilai secara kecil.
e.
Belajar dibawah
bimbingan dan pengawasan terbatas pada aspek reaksi.
Dengan
pelatihan, anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasanya
membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara
emosional terhadap rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan.
Menurut
Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti (2013; 155-167) Sejumlah
daerah kajian dalam bidang psikologi yang perlu dikuasai. Psikologi merupakan
kajian tentang tingkah laku individu ;
a.
Motif dan motivasi
Motif adalah
dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dengan demikian, suatu
tingkah laku yang didasarkan pada motif tertentu tidaklah bersifat sembarangan dan acak, melainkan
mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang mendasarinya.
b.
Pembawaan dasar dan
lingkungan
Pembawaan dan
lingkungan masing-masing individu tidaklah sama. Ada pembawaan yang tinggi,
sedang, kurang, bahkan kurang sekali. Terdapat juga lingkungan yang sangat
baik, sedang, dan kurang.
c.
Perkembangan Individu
Memahami dengan
terpadu berbagai aspek perkembangan individu yang berkaitan dengan masa
depannya. Perkembangan individu ini berkaitan dengan factor
pembawaan-lingkungan serta antara berbagai aspek perkembangan individu perlu
menjadi khasanah.
d.
Belajar, balikan dan
penguatan
Belajar adalah
upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan apa yang sudah ada
pada diri individu ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang amat
sederhana sebagai suatu hasil belajar. Hasil belajar ini merupakan balikan (feedback) bagi individu yang belajar,
terutama bagi yang sejauh mana kesuksesannya dalam upaya belajar itu. Dalam hal
ini individu memerlukan adanya penguatan (Reinforcement)
untuk mendorong kembali perbuatan belajarnya,
e.
Kepribadian.
Unsur pengaruh
sosialnya mengingatkan bahwa individu adalah mahluk sosial, kepribadian, bahkan
ditentukan oleh lingkungan sosialnya. Kepribadian individu ini sangat unik dan
sangat kompleks.
2.5 Pengaruh Perkembangan Intelek, Bahasa, Emosi terhadap
Tingkah Laku Individu.
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;143-144) Kemampuan berfikir sangatlah
berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Seseorang yang berkemampuan
berfikir tinggi akan cekatan dan cepat dalam bertindak, terutama dalam
menghadapi permasalahan. Hal ini akan berakibat pada pembentukan sikap mandiri.
Sebaliknya seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kurang akan lebih
bersikap tergantung.
Hubungan
sosial individu terutama remaja yang berkaitan dengan proses penyesuaian diri
berpengaruh terhadap tingkah laku, sehingga dikenal beberapa pola tingkah laku
remaja keras, berisolasi diri, egois dan sebagainya.
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008; 138) Bahasa sangatlah
memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini berarti
proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat
disekitar akan memberikan cirri khusus dalam perilaku berbahasa. Perilaku
berbahasa anak (remaja) lebih diwarnai oleh pola bahasa pergaulan yang
berkembang didalam kelompok sebayanya.
Menurut
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008; 181) Emosi mempengaruhi
tingkah laku misalnya rasa takut menyebabkan seseorang gemetar, sulit
berbicara, membolos, dan sebagainya.
Menurut
Jeanne Ellies Ormroad (2008; 79) Ketika informasi bermuatan emosional ,
individu akan cinderung lebih memperhatikan, terus memikirkannya, dan
menjelaskan berulang kali. Contoh Individu akan merasa sedih jika membaca
tentang kondisi menyedihkan dibeberapa bagian dunia ini.
2.6 Upaya Pengembangan dan Implikasi Perkembangan
Intelek, Sosial, Bahasa dan Emosi kepada
Penyelenggara Pendidikan
Dalam
dunia pendidikan, guru dapat membantu mereka melakukan sesuatu dengan
menggunakan pendekatan keterampilan. Karena, para siswa masih dalam proses
penyempurnaan penalaran, kita sebagai guru hendaknya tidak berpikir bahwa siswa
tersebut memiliki pemikiran yang sama dengan kita. Kita hendaknya tetap waspada
ketika siswa akan menginterprestasi ide, memberikan kesempatan untuk mengadakan
diskusi, serta mengamati kecenderungan siswa dalam melibatkan diri kepada
hal-hal yang tidak terkendali. Pada usia remaja ini mendekati efisiensi
intelektual yang maksimal, tetapi kurangnya pengalaman membatasi pengetahuan
mereka dan kecakapannya untuk memanfaatkan apa yang diketahui. Dalam hal ini,
guru dapat memberikan tugas yang menantang imajinasi dengan berbagai macam
cara, menyajikan tekateki silang yang menarik dan menantang rasa keingintahuan
siswa
Dalam
bidang sosial kita dapat melakukan penciptaan kelompok sosial remaja yang perlu
dikembangkan untuk memberikan rangsangan kepada mereka kearah perilaku yang
bermanfaat dan dapat diterima dikhalayak. Kelompok koperasi, kelompok olahraga
dan kesenian yang dibawah asuhan para pendidik disekolah. Dapat pula sekolah
menyelenggarakan bakti sosial, bakti karya, dan kelompok belajar dibawah asuhan
para guru pembimbing.
Dalam
bidang bahasa perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara
mandiri, baik lisan maupun tertulis , dengan menggunakan dasar bahan bacaan
akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa
masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan
rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Sarana
perkembangan bahasa seperti buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain yang
disediakan dirumah maupun disekolah.
Dalam
kaitannya dengan emosi, remaja awal yang cinderung banyak melamun dan sulit
diterka, maka satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah konsisten
dalam pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh
tanggung jawab. Guru dapat membantu mereka yang bertingkah laku kasar dengan
jalan mencapai keberhasilan dalam bidang akademik sehingga mereka menjadi anak
yang lebih tenang dan lebih mudah untuk ditangani. Salah satu cara yang
mendasar adalah dengan mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.
Jika tingkah laku siswa semakin menjadi-jadi maka guru dapat meminta bantuan
kepada guru bimbingan penyuluhan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Perkembangan merupakan
suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologis manusia
pada posisi harmonis didalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan
kompleks. Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan
antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang
senantiasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat tertentu
dalam kehidupannya, dorongan emosional banyak memberikan campur tangan dan
mempengaruhi pemikiran dan tingkah lakunya.
·
Perkembangan lebih
lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukan pada tingkah lakunya yaitu
tindakan menolak dan memilih sesuatu.
·
Perkembangan lebih
lanjut tentang perkembangan emosi ditunjukan pada tingkah lakunya dalam gejala
perasaan yang ditandai dengan perilaku fisik. Ketika individu marah ia akan
menunjukan teriakan suara yang keras.
·
Perkembangan bahasa
terhadap tingkah laku individu misalnya saja pada seorang bayi tangisan bukan
hanya merupakan tanda kelahiran tetapi juga merupakan bahasa atau alat
komunikasi dengan sekitarnya.
·
Perkembangan sosial
terhadap tingkah laku individu misalnya individu yang semakin dewasa
perkembangan nya akan mengenal lingkungan lebih luas dan mengenal banyak
manusia.
·
Upaya pengembangan
dalam penyelenggaraan pendidikan dapat diberikan oleh guru kepada siswa nya
dengan berbagai cara pendidikan dalam bidang intelektual guru dapat memberikan
sebuah tekateki yang menarik yang membuat siswa berfikir kritis. Dalam bidang
sosial, dapat membentuk kelompok seni, olahraga dibawah asuhan pendidik
sekolah. Dalam bidang bahasa dapat melakukan komunikasi bebas, dan dalam bidang
emosi bisa bermain peran agar dapat memahami emosi setiap karakter.
3.2 Saran
1. Bagi
Guru BK : Hendaknya guru BK dapat
memahami perkembangan individu serta pengaruhnya terhadap tingkah laku individu
tersebut agar dapat memahami individu dengan baik.
2. Bagi
Orang Tua : Diharapkan agar orang tua
dapat memahami dan mengerti perkembangan yang terjadi pada anaknya dan
mempercayakan anaknya kepada pihak sekolah untuk mematangkan perkembangannya.
3. Bagi
Mahasiswa : Dituntut untuk mengetahui
perkembangan yang terjadi pada individu umumnya dan pengaruhnya terhadap
tingkah laku khususnya agar bisa memahami perubahan tingkah laku yang dialami
individu sehingga tidak bertentangan dengan kondisi yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Agung, A.Ngurah
Adhiputra., 2013. Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta; Graha Ilmu.
Farozin, M.
Kartika Nur., 2004. Pemahaman Tingkah
Laku. Jakarta; Rineka Cipta.
Jeanne, Ellies
Ormroad, 2008. Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan kembang. Jakarta;
Erlangga.
Mappiare, Andi.,
1982. Psikologi Remaja. Surabaya; Usaha Nasional.
Prayitno. Erman,
A., 2013. Dasar-dasar bimbingan dan
konseling. Jakarta; Rineka Cipta.
Sarwono, Sarlito
Wirawan., 1982. Pengantar Umum Psikologi.
Jakarta; N.V. Bulan Bintang.
Sujianto A.
Lubis, Taufik, Hadi., 1994. Psikologi
Kepribadian.Jakarta; Bumi Aksara.
Sunarto, Agung,
B.Hartono., 2008. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta; Rineka Cipta.
Suryabrata,
Sumadi., 2006. Psikologi Kepribadian.
Jakarta; PT. Rajagrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar