Minggu, 10 November 2019

Pengaruh Perkembangan Intelektual, Sosial, Bahasa, dan Emosi terhadap Tingkah Laku Individu


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupannya, setiap individu berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan diluar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia yang lain, dengan sesamanya, dan bersosialisasi. Secara kodrati, individu juga memiliki potensi dasar yang esensial yang membedakan manusia dan hewan yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Setiap potensi dasar individu itu tidaklah sama. Dalam hubungannya dengan orang lain individu akan menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan bahasa. Tingkah laku individu muncul disebabkan oleh dorongan dan minat. Makin banyak hal yang kita pahami tentang dunia remaja maka semakin perlu kita untuk memahami perkembangan-perkembangan dari individu itu sendiri. Baik perkembangan sosial, intelektual, bahasa, serta emosionalnya dalam rangka memahami tingkah laku individu. Maka, akan ditinjau secara lebih rinci mengenai Pengaruh Perkembangan Intelektual, Sosial, Bahasa, dan Emosi terhadap Tingkah Laku Individu didalam makalah ini.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari perkembangan intelek, bahasa, sosial, dan emosi?
2.      Apa pengertian dari tingkah laku?
3.      Mengapa manusia berperilaku?
4.      Apa saja factor yang mempengaruhi perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi?
5.      Bagaimana pengaruh perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi terhadap tingkah laku individu?
6.      Bagaimana upaya pengembangan dan implikasi perkembangan intelek, sosial, bahasa dan emosi  kepada penyelenggara pendidikan?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian perkembangan intelek, sosial, bahasa dan emosi.
2.      Untuk mengetahui pengertian tingkah laku individu.
3.      Untuk mengetahui penyebab manusia berperilaku.
4.      Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi.
5.      Untuk mengetahui pengaruh perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi terhadap tingkah laku individu.
6.      Untuk mengetahui upaya pengembangan dan implikasi perkembangan intelek, sosial, bahasa, dan emosi kepada penyelenggara pendidikan.
1.4  Manfaat
1.      Untuk penulis                          : Sebagai suatu bahan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan perkembangan individu dan tingkah laku.
2.      Untuk pembaca                       : Sebagai bahan bacaan dalam memahami tingkah laku individu dari perkembangan yang ada.
3.      Untuk dunia pendidikan         : Sebagai bahan pembelajaran dan bacaan tentang pengaruh perkembangan intelek, sosial, bahasa dan emosi  terhadap tingkah laku individu umumnya, dan pemahaman tingkah laku individu yang berkaitan dengan profesi bimbingan dan konseling khususnya.


BAB II
ISI
2.1 Pengertian Intelek, Sosial, Bahasa, Emosi.
      1.            Pengertian Intelek
Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi, MBA. MM (2009;15) Intelegensi pada hakikatnya merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen.
Menurut Wechsler (dalam Dewa Ketut, 2009;15) Intelegensi adalah kemampuan bertindak dengan menetapkan suatu tujuan , untuk berpikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan.
Menurut Binet (dalam Dewa Ketut, 2009;15) Intelegensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa Intelegensi adalah kemampuan dasar berfikir, bertindak, bersikap kritis dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
      2.            Pengertian Sosial
Menurut Elly M.S, Kama A.H, dan Ridwa Effendi (2006;7) : Sosial budaya mempersiapkan individu untuk menjadi “manusia yang sesungguhnya” yang manusiawi, mengenal diri sendiri, manusia lain disekelilingnya, sadar akan kehidupan yang luas dengan segala masalah dan kondisinya menjadi hak dan kewajiban tiap orang untuk memberdayakan sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga Negara dan dunia dan akhirnya selaku umat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta.

Menurut Elly M.S, Kama A.H, dan Ridwa Effendi (2006;67) Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan yang berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain, untuk mencari teman.
Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;126) Hubungan sosial merupakan berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap manusia memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya dan pada akhirnya semua manusia mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
      3.            Pengertian Bahasa
Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;136) Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain dan merupakan alat bergaul.
Menurut Dr. A. Agung Ngurah Adhiputra (2013;101) Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbul sebagian komuniti untuk memahami arti komunikasi dan pengalaman. Bahasa dapat menjadi kendala komunikasi.
Dapat disimpulkan bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk hubungannya dengan orang lain.
      4.            Pengertian Emosi
Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;181) Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan fisik.
Menurut Sarlito Wirawan Sarmono (1982; 59) Dalam hal warna efektif tersebut kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan ini disebut emosi.
Menurut Jeanne Ellies Ormroad (2008; 77) : Afek atau emosi juga merupakan factor yang penting setelah siswa menyelesaikan suatu aktivitas. Mereka tentu saja akan bereaksi secara emosional  terhadap kesuksesan dan kegagalan mereka. Mereka lebih cenderung merasa gembira dengan kesuksesan jika mereka tidak menduga sebelumnya, dan akan mengalami emosi negative yang lebuh karena kegagalan.

Dapat disimpulkan bahwa afek atau emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang terwujud suatu tingkah laku yang nampak.
2.2 Pengertian Tingkah Laku Individu.
Menurut Prof. Dr. Prayitno MBA, MM dan Drs. Erman Amti (2013; 155) Tingkah laku adalah gerak-hidup individu yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja. Segenap kata kerja yang dapat ditemui didalam kamus bahasa dan kata kerja bentukan menggambarkan tingkah laku tertentu.
2.3 Penyebab Manusia Berperilaku.
Dalam hal ini dilakukan dua pendekatan untuk mengetahuinya, yaitu pendekatan organistik (internal) pendekatan lingkungan (eksternal). Pembicaraan tentang motivasi merupakan bagian yang akan ditinjau secara khusus karena merupakan bagian yang menitikberatkan bahwa motivasi itu merupakan factor pendorong dalam bertingkah laku. Ini bukan berarti mengesampingkan factor lingkungan karena lingkungan pada dasarnya berinteraksi dengan demikian persoalan lingkungan akan dengan sendirinya tercakup didalam uraian ini. Ekperimen psikologi memilih untuk menggunakan pendekatan sistem dalam menerangkan tingkah laku dari sisi dorongan. Dorongan diartikan sebagai kekuatan biologis seperti lapar, haus dll.
 Kebutuhan akan keyakinan diri diekspresikan melalui dua bentuk perilaku, yaitu kebutuhan mempertahankan diri dan mengembangkan diri. Sejak lahir hingga meninggal kebutuhan akan mempertahankan diri tetap selalu diperlukan dan menjadi sebuah kebutuhan dasar. Tetapi, perlu juga untuk dipahami bahwa kebutuhan akan mempertahankan diri bukanlah kebutuhan yang sekerdar bertahan hidup melainkan juga individu senantiasa memenuhi kebutuhan biologisnya yang lebih baik. Manusia mampu mengantisipasi kejadian masa depan, dan tidak hanya mempertahankan dirinya oada masa sekarang. Perilaku manusia ini diarahkan pada kehidupan bermasyarakat. Kehidupan manusia ini juga berkembang kebutuhan normative, yaitu kebutuhan yang ditentukan dan disesuaikan dengan harapan dari pihak yang lain dan diterima oleh dirinya, sekarang maupun akan datang.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek, Sosial, Bahasa dan Emosi.
Menurut Andi Mappiare (1982;80) hal yang mempengaruhi perkembangan intelek adalah :           1. Bertambahnya informasi yang disimpan didalam otak seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
                                    2. Banyaknya pengalaman dan latihan memecahkan masalah sehingga ia mampu berpikir proposional.
                                    3. Adanya kebebasan berfikir yang menimbulkan keberanian dalam menyusun hipotesis yang radikal.

Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;107-108) Faktor yang mempengaruhi intelek adalah :
a.       Peranan pengalaman dari sekolah terhadap intelegensi.
b.      Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan intelegensi

Menurut  Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;130-132) Faktor yang mempengaruhi sosial adalah    :
a.       Keluarga
Kondisi dan tata cara kehidupan didalam keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak.
b.      Kematangan
Besosialisasi membutuhkan kematangan fisik dan pisikis untuk mampu mempertimbangkan segala prosesnya dalam bersosialisasi.
c.       Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial anak akan senantiasa menjaga status sosial ekonomi keluarganya.
d.      Pendidikan
Merupakan proses sosialisasi yang terarah.
e.       Kapasitas Mental, emosi dan intelegensi
Kemampuan intelegensi dan pengendalian emosi yang secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.

Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;139-140) Faktor yang mempengaruhi bahasa adalah  :
a.       Umur
Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan meningkatnya kebutuhan.
b.      Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan kembang member andil yang cukup besar dalam berbahasa.
c.       Kecerdasan
Kemampuan motorik seseorang akan mampu memproduksi pembendaharaan kata-kata yang diingat, penyusunan kalimat dengan baik.
d.      Status sosial ekonomi
Keluarga yang berstatus sosial baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak dan anggota keluarga.
e.       Kondisi fisik
Kondisi kesehatan anak sangat mempengaruhi perkembangannya dalam berbahasa.

Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;157-158) Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi adalah   :
a.       Belajar mencoba-coba
Untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasaan terbesar kepadanya.



b.      Belajar meniru
Dengan cara mengamati hal yang yang dapat membangkitkan emosi orang lain, anak bereaksi dengan emosi, dan metode ekspresi yang sama dengan orang yang diamati.
c.       Belajar mempersamakan diri
Anak menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru.
d.      Melajar pengkondisian
Pengkondisian terjadi dengan mudah dan cepat pada tahun awal kehidupan karena anak kecil kurang mampu menalar, menilai secara kecil.
e.       Belajar dibawah bimbingan dan pengawasan terbatas pada aspek reaksi.
Dengan pelatihan, anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasanya membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional terhadap rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan.

Menurut Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti (2013; 155-167) Sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi yang perlu dikuasai. Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu ;
a.       Motif dan motivasi
Motif adalah dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dengan demikian, suatu tingkah laku yang didasarkan pada motif tertentu tidaklah  bersifat sembarangan dan acak, melainkan mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang mendasarinya.
b.      Pembawaan dasar dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungan masing-masing individu tidaklah sama. Ada pembawaan yang tinggi, sedang, kurang, bahkan kurang sekali. Terdapat juga lingkungan yang sangat baik, sedang, dan kurang.
c.       Perkembangan Individu
Memahami dengan terpadu berbagai aspek perkembangan individu yang berkaitan dengan masa depannya. Perkembangan individu ini berkaitan dengan factor pembawaan-lingkungan serta antara berbagai aspek perkembangan individu perlu menjadi khasanah.
d.      Belajar, balikan dan penguatan
Belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan apa yang sudah ada pada diri individu ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang amat sederhana sebagai suatu hasil belajar. Hasil belajar ini merupakan balikan (feedback) bagi individu yang belajar, terutama bagi yang sejauh mana kesuksesannya dalam upaya belajar itu. Dalam hal ini individu memerlukan adanya penguatan (Reinforcement) untuk mendorong kembali perbuatan belajarnya,
e.       Kepribadian.
Unsur pengaruh sosialnya mengingatkan bahwa individu adalah mahluk sosial, kepribadian, bahkan ditentukan oleh lingkungan sosialnya. Kepribadian individu ini sangat unik dan sangat kompleks.


2.5 Pengaruh Perkembangan Intelek, Bahasa, Emosi terhadap Tingkah Laku Individu.
Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008;143-144) Kemampuan berfikir sangatlah berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Seseorang yang berkemampuan berfikir tinggi akan cekatan dan cepat dalam bertindak, terutama dalam menghadapi permasalahan. Hal ini akan berakibat pada pembentukan sikap mandiri. Sebaliknya seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kurang akan lebih bersikap tergantung.
Hubungan sosial individu terutama remaja yang berkaitan dengan proses penyesuaian diri berpengaruh terhadap tingkah laku, sehingga dikenal beberapa pola tingkah laku remaja keras, berisolasi diri, egois dan sebagainya.

Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008; 138) Bahasa sangatlah memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini berarti proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat disekitar akan memberikan cirri khusus dalam perilaku berbahasa. Perilaku berbahasa anak (remaja) lebih diwarnai oleh pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam kelompok sebayanya.

Menurut Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Harto (2008; 181) Emosi mempengaruhi tingkah laku misalnya rasa takut menyebabkan seseorang gemetar, sulit berbicara, membolos, dan sebagainya.
Menurut Jeanne Ellies Ormroad (2008; 79) Ketika informasi bermuatan emosional , individu akan cinderung lebih memperhatikan, terus memikirkannya, dan menjelaskan berulang kali. Contoh Individu akan merasa sedih jika membaca tentang kondisi menyedihkan dibeberapa bagian dunia ini.
2.6 Upaya Pengembangan dan Implikasi Perkembangan Intelek, Sosial, Bahasa dan Emosi  kepada Penyelenggara Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, guru dapat membantu mereka melakukan sesuatu dengan menggunakan pendekatan keterampilan. Karena, para siswa masih dalam proses penyempurnaan penalaran, kita sebagai guru hendaknya tidak berpikir bahwa siswa tersebut memiliki pemikiran yang sama dengan kita. Kita hendaknya tetap waspada ketika siswa akan menginterprestasi ide, memberikan kesempatan untuk mengadakan diskusi, serta mengamati kecenderungan siswa dalam melibatkan diri kepada hal-hal yang tidak terkendali. Pada usia remaja ini mendekati efisiensi intelektual yang maksimal, tetapi kurangnya pengalaman membatasi pengetahuan mereka dan kecakapannya untuk memanfaatkan apa yang diketahui. Dalam hal ini, guru dapat memberikan tugas yang menantang imajinasi dengan berbagai macam cara, menyajikan tekateki silang yang menarik dan menantang rasa keingintahuan siswa
Dalam bidang sosial kita dapat melakukan penciptaan kelompok sosial remaja yang perlu dikembangkan untuk memberikan rangsangan kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima dikhalayak. Kelompok koperasi, kelompok olahraga dan kesenian yang dibawah asuhan para pendidik disekolah. Dapat pula sekolah menyelenggarakan bakti sosial, bakti karya, dan kelompok belajar dibawah asuhan para guru pembimbing.
Dalam bidang bahasa perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis , dengan menggunakan dasar bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Sarana perkembangan bahasa seperti buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain yang disediakan dirumah maupun disekolah.
Dalam kaitannya dengan emosi, remaja awal yang cinderung banyak melamun dan sulit diterka, maka satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah konsisten dalam pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab. Guru dapat membantu mereka yang bertingkah laku kasar dengan jalan mencapai keberhasilan dalam bidang akademik sehingga mereka menjadi anak yang lebih tenang dan lebih mudah untuk ditangani. Salah satu cara yang mendasar adalah dengan mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri. Jika tingkah laku siswa semakin menjadi-jadi maka guru dapat meminta bantuan kepada guru bimbingan penyuluhan.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
·         Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologis manusia pada posisi harmonis didalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang senantiasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat tertentu dalam kehidupannya, dorongan emosional banyak memberikan campur tangan dan mempengaruhi pemikiran dan tingkah lakunya.
·         Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukan pada tingkah lakunya yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu.
·         Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan emosi ditunjukan pada tingkah lakunya dalam gejala perasaan yang ditandai dengan perilaku fisik. Ketika individu marah ia akan menunjukan teriakan suara yang keras.
·         Perkembangan bahasa terhadap tingkah laku individu misalnya saja pada seorang bayi tangisan bukan hanya merupakan tanda kelahiran tetapi juga merupakan bahasa atau alat komunikasi dengan sekitarnya.
·         Perkembangan sosial terhadap tingkah laku individu misalnya individu yang semakin dewasa perkembangan nya akan mengenal lingkungan lebih luas dan mengenal banyak manusia.
·         Upaya pengembangan dalam penyelenggaraan pendidikan dapat diberikan oleh guru kepada siswa nya dengan berbagai cara pendidikan dalam bidang intelektual guru dapat memberikan sebuah tekateki yang menarik yang membuat siswa berfikir kritis. Dalam bidang sosial, dapat membentuk kelompok seni, olahraga dibawah asuhan pendidik sekolah. Dalam bidang bahasa dapat melakukan komunikasi bebas, dan dalam bidang emosi bisa bermain peran agar dapat memahami emosi setiap karakter.
3.2  Saran
1.      Bagi Guru BK       : Hendaknya guru BK dapat memahami perkembangan individu serta pengaruhnya terhadap tingkah laku individu tersebut agar dapat memahami individu dengan baik.
2.      Bagi Orang Tua     : Diharapkan agar orang tua dapat memahami dan mengerti perkembangan yang terjadi pada anaknya dan mempercayakan anaknya kepada pihak sekolah untuk mematangkan perkembangannya.
3.      Bagi Mahasiswa    : Dituntut untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada individu umumnya dan pengaruhnya terhadap tingkah laku khususnya agar bisa memahami perubahan tingkah laku yang dialami individu sehingga tidak bertentangan dengan kondisi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.Ngurah Adhiputra., 2013.  Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta; Graha Ilmu.
Farozin, M. Kartika Nur., 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta; Rineka Cipta.
Jeanne, Ellies Ormroad, 2008.  Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan kembang. Jakarta; Erlangga.
Mappiare, Andi., 1982.  Psikologi Remaja. Surabaya; Usaha Nasional.
Prayitno. Erman, A., 2013. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta; Rineka Cipta.
Sarwono, Sarlito Wirawan., 1982. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta; N.V. Bulan Bintang.
Sujianto A. Lubis, Taufik, Hadi., 1994. Psikologi Kepribadian.Jakarta; Bumi Aksara.
Sunarto, Agung, B.Hartono., 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi., 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta; PT. Rajagrafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sensitifitas Budaya Dalam Konseling

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Masalah Dewasa ini mahasiswa di perguruan tinggi sering mengadopsi suatu pandangan bahwa situ...